Cool Blue, teknologi efisiensi energi yang digunakan sebagai cat bangunan
dan aplikasi lain sudah digunakan sejak zaman kuno, dan kini ilmuwan telah
berhasil menemukan pigmen tersebut.
Penemuan Cool Blue secara tidak sengaja
ditemukan team ilmuwan dari Oregon State University, seperti yang dirilis dalam
website resmi mereka “New Compound Could
Become ‘Cool Blue’ for Energy Efficiency in Buildings” awal Juni ini.
Penemuan Cool Blue Sebagai Senyawa
Potensial
Pigmen biru ramah lingkungan telah ditemukan di Oregon
State University, penelitian yang didanai oleh National Science Foundation.
Pingmen biru memiliki karakteristik yang tidak biasa dalam merefleksikan panas.
Penemuan ini disebut “Cool Blue”, senyawa penting dalam pendekatan baru dalam
menghemat energi bangunan. Senyawa tersebut telah menerima persetujuan paten,
ditemukan sekitar tiga tahun lalu secara kebetulan, ilmuwan sedang mempelajari
beberapa bahan untuk properti listrik mereka.
Struktur Cool Blue / Credit: Oregon State University
Potensi senyawa kimia Cool Blue digunakan untuk membantu mengurangi
penyerapan energi panas pada atap dan dinding bangunan. Salah satu
bidang yang berkembang dan cukup menarik perhatian untuk digunakan di daerah
hangat, di mana pendinginan merupakan biaya besar. Saat ini senyawa kimia Cool Blue sedang dikembangkan
dan dipertimbangkan sebagai aplikasi komersial.
Mas Subramanian, seorang profesor kimia Oregon State University
yang menemukan senyawa mengatakan bahwa, pigmen Cool Blue memiliki
reflektifitas panas inframerah sekitar 40 persen, secara signifikan lebih
tinggi dari pigmen paling biru yang sekarang digunakan. Semakin banyak penemuan
pigmen, semakin menarik yang didapatkan. Ilmuwan sudah mengetahui hal tersebut
karena memiliki keuntungan yang lebih tahan lama, aman dan cukup mudah
menghasilkan energi. Saat ini tampaknya akan menjadi kandidat baru dalam
efisiensi energi.
Penggunaan Pigmen Cool Blue Dalam
Cat
Cat biru yang digunakan untuk merefleksikan
bagian-bagian signifikan dari energi panas matahari, dengan demikian akan
mengurangi biaya pendinginan dan nantinya akan menjadi tren baru yang penting
dalam konstruksi ‘ramah lingkungan’ serta efisiensi energi. Lapisan reflektif yang
lebih estetis akan mengalami penurunan panas, mengurangi panas dari efek polusi
(seperti rumah kaca) di kota, lebih rendah dalam konsumsi energi, dan
mengurangi polusi udara karena dapat menurunkan penggunaan energi dan emisi
pembangkit listrik. Ilmuwan yakin dapat memberikan kontribusi untuk solusi efisiensi
energi baru di seluruh dunia.
Secara umum, warna yang digunakan atap rumah lebih
gelap, begitu juga mobil ataupun aplikasi lain akan cenderung untuk menyerap
energi panas lebih banyak. Tetapi beberapa senyawa seperti yang ditemukan dalam
penelitian Oregon State University, tak hanya memiliki warna gelap tetapi juga
berkemampuan untuk merefleksikan energi panas ke dalam spektrum inframerah,
yang berperan penting dalam sebagian besar energi panas yang menyerap sinar
matahari.
Pigmen Biru Sudah Digunakan
Sejak Zaman Kuno
Bahan yang dibuat dalam penelitian Oregon State
University mungkin merupakan bahan terbaik, pigmen biru telah diproduksi sejak
zaman kuno seperti yang telah dilakukan Mesir kuno, dinasti Han di Cina dan suku Maya.
Pigmen biru telah diselidiki melalui sejarah tetapi sering memiliki kelemahan,
seperti cepat membusuk, beracun, mahal ataupun karsinogenik. Dalam beberapa
tahun kedepan teknologi efisiensi energi Cool Blue kemungkinan besar akan
digunakan dalam konstruksi bangunan dan kenderaan.
Artikel Terkait: Senyawa Kimia 'Cool
Blue' Efisiensi Energi Ramah Lingkungan
Penelitian di Universitas Minnesota
telah membuat terobosan besar dalam mengembangkan katalis yang menggunakan
reaksi kimia untuk produksi bahan bakar (bensin, plastik, biofuel, farmasi,
produk minyak ...
Ditengah-tengah maraknya anjuran
penggunaan energi alternatif, biofuel yang diduga menjadi bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan justru memperburuk pemanasan global. Dalam
pendapat yang dikemukakan Keith ...
Lubang Hitam atau sering disebut
'Black Hole' merupakan kunci dalam pembentukan alam, salah satunya memancarkan
gelombang gravitasi yang memungkinkan alam semesta mengalami perubahan. Lubang
Hitam ...
Lapisan es yang mencair di Kutub
Utara justru menambah jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang jelas
meningkatkan pemanasan global dan radiasi matahari berlebihan. Tahun ini ...
Pernahkah Anda mendengar batu mulia
Larimar? Batu alam yang dipercaya peduduk Karibia memiliki kekuatan spritual,
legenda menyebutkan bahwa batu suci digunakan oleh benua yang hilang, ...