Selasa, 27 November 2012

Senyawa Kimia ‘Cool Blue’ Efisiensi Energi Ramah Lingkungan


Cool Blue, teknologi efisiensi energi yang digunakan sebagai cat bangunan dan aplikasi lain sudah digunakan sejak zaman kuno, dan kini ilmuwan telah berhasil menemukan pigmen tersebut.
Penemuan Cool Blue secara tidak sengaja ditemukan team ilmuwan dari Oregon State University, seperti yang dirilis dalam website resmi mereka “New Compound Could Become ‘Cool Blue’ for Energy Efficiency in Buildings” awal Juni ini.


Penemuan Cool Blue Sebagai Senyawa Potensial
Pigmen biru ramah lingkungan telah ditemukan di Oregon State University, penelitian yang didanai oleh National Science Foundation. Pingmen biru memiliki karakteristik yang tidak biasa dalam merefleksikan panas. Penemuan ini disebut “Cool Blue”, senyawa penting dalam pendekatan baru dalam menghemat energi bangunan. Senyawa tersebut telah menerima persetujuan paten, ditemukan sekitar tiga tahun lalu secara kebetulan, ilmuwan sedang mempelajari beberapa bahan untuk properti listrik mereka.

Struktur Cool Blue / Credit: Oregon State University
Potensi senyawa kimia Cool Blue digunakan untuk membantu mengurangi penyerapan energi panas pada atap dan dinding bangunan. Salah satu bidang yang berkembang dan cukup menarik perhatian untuk digunakan di daerah hangat, di mana pendinginan merupakan biaya besar. Saat ini senyawa kimia Cool Blue sedang dikembangkan dan dipertimbangkan sebagai aplikasi komersial.
Mas Subramanian, seorang profesor kimia Oregon State University yang menemukan senyawa mengatakan bahwa, pigmen Cool Blue memiliki reflektifitas panas inframerah sekitar 40 persen, secara signifikan lebih tinggi dari pigmen paling biru yang sekarang digunakan. Semakin banyak penemuan pigmen, semakin menarik yang didapatkan. Ilmuwan sudah mengetahui hal tersebut karena memiliki keuntungan yang lebih tahan lama, aman dan cukup mudah menghasilkan energi. Saat ini tampaknya akan menjadi kandidat baru dalam efisiensi energi.


Penggunaan Pigmen Cool Blue Dalam Cat
Cat biru yang digunakan untuk merefleksikan bagian-bagian signifikan dari energi panas matahari, dengan demikian akan mengurangi biaya pendinginan dan nantinya akan menjadi tren baru yang penting dalam konstruksi ‘ramah lingkungan’ serta efisiensi energi. Lapisan reflektif yang lebih estetis akan mengalami penurunan panas, mengurangi panas dari efek polusi (seperti rumah kaca) di kota, lebih rendah dalam konsumsi energi, dan mengurangi polusi udara karena dapat menurunkan penggunaan energi dan emisi pembangkit listrik. Ilmuwan yakin dapat memberikan kontribusi untuk solusi efisiensi energi baru di seluruh dunia.
Secara umum, warna yang digunakan atap rumah lebih gelap, begitu juga mobil ataupun aplikasi lain akan cenderung untuk menyerap energi panas lebih banyak. Tetapi beberapa senyawa seperti yang ditemukan dalam penelitian Oregon State University, tak hanya memiliki warna gelap tetapi juga berkemampuan untuk merefleksikan energi panas ke dalam spektrum inframerah, yang berperan penting dalam sebagian besar energi panas yang menyerap sinar matahari.


 Pigmen Biru Sudah Digunakan Sejak Zaman Kuno
Bahan yang dibuat dalam penelitian Oregon State University mungkin merupakan bahan terbaik, pigmen biru telah diproduksi sejak zaman kuno seperti yang telah dilakukan Mesir kuno, dinasti Han di Cina dan suku Maya. Pigmen biru telah diselidiki melalui sejarah tetapi sering memiliki kelemahan, seperti cepat membusuk, beracun, mahal ataupun karsinogenik. Dalam beberapa tahun kedepan teknologi efisiensi energi Cool Blue kemungkinan besar akan digunakan dalam konstruksi bangunan dan kenderaan.




Artikel Terkait: Senyawa Kimia 'Cool Blue' Efisiensi Energi Ramah Lingkungan
Penelitian di Universitas Minnesota telah membuat terobosan besar dalam mengembangkan katalis yang menggunakan reaksi kimia untuk produksi bahan bakar (bensin, plastik, biofuel, farmasi, produk minyak ...
Ditengah-tengah maraknya anjuran penggunaan energi alternatif, biofuel yang diduga menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan justru memperburuk pemanasan global. Dalam pendapat yang dikemukakan Keith ...
Lubang Hitam atau sering disebut 'Black Hole' merupakan kunci dalam pembentukan alam, salah satunya memancarkan gelombang gravitasi yang memungkinkan alam semesta mengalami perubahan. Lubang Hitam ...
Lapisan es yang mencair di Kutub Utara justru menambah jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang jelas meningkatkan pemanasan global dan radiasi matahari berlebihan. Tahun ini ...
Pernahkah Anda mendengar batu mulia Larimar? Batu alam yang dipercaya peduduk Karibia memiliki kekuatan spritual, legenda menyebutkan bahwa batu suci digunakan oleh benua yang hilang, ...